tangga diri

Tangga Inferensi: Kenapa Kita Sering Salah Paham dan Bagaimana Menghindarinya

Written by:

Pernahkah kamu merasa marah pada seseorang karena tindakan mereka—hanya untuk menyadari belakangan bahwa kamu salah memahami situasinya? Itu adalah contoh nyata dari Tangga Inferensi, konsep psikologi yang menjelaskan bagaimana kita membentuk keyakinan dan tindakan dari sebuah pengalaman secara cepat dan tidak sadar.


Bagaimana Tangga Inferensi Bekerja

Bayangkan ada sebuah tangga mikroskopik di dalam otak kita, tepatnya di bagian bawah sadar. Setiap interaksi yang kita alami akan “naik” melalui tangga ini dalam sekejap mata. Tangga ini memiliki tujuh langkah:

  1. Data Mentah: Informasi apa adanya yang bisa terlihat jika direkam kamera.
  2. Penyaringan Informasi: Kita memilih informasi berdasarkan preferensi dan pengalaman pribadi.
  3. Pemberian Makna: Kita mulai menafsirkan informasi tersebut.
  4. Membentuk Asumsi: Kita mulai mencampur fakta dan dugaan.
  5. Menyimpulkan: Asumsi berubah menjadi kesimpulan dan reaksi emosional.
  6. Membentuk Keyakinan: Keyakinan kita terhadap orang atau dunia berubah.
  7. Tindakan: Kita bertindak berdasarkan keyakinan baru tersebut.

Contoh Nyata: Rebutan Parkir

Bayangkan kamu akan parkir, lampu sein sudah menyala, dan tiba-tiba seseorang menyalip dan mengambil tempatmu. Apa yang kamu rasakan?

Kamu mungkin fokus pada suara rem mendadak, ekspresi wajah si pengemudi, dan emosi langsung yang muncul. Otakmu menyimpulkan dia egois, kasar, dan perlu “diberi pelajaran.” Kamu marah dan akhirnya bertindak agresif.

Tapi, bagaimana jika orang itu ternyata sedang terburu-buru karena istrinya akan melahirkan? Satu informasi kecil bisa langsung mengubah seluruh persepsimu.


Membalik Tangga: Kesadaran dan Kendali Diri

Apa yang sebenarnya terjadi? Kita membangun narasi dan keyakinan berdasarkan potongan informasi yang terbatas. Tetapi kabar baiknya, kita bisa memilih untuk menyadarinya.

Dengan kesadaran diri, kita bisa berhenti sejenak dan menanyakan:

  • Informasi apa yang saya pilih untuk fokuskan?
  • Asumsi apa yang saya buat, dan apakah itu berdasar?
  • Apakah kesimpulan saya satu-satunya kemungkinan?
  • Bagaimana jika saya memilih perspektif yang berbeda?

Jadilah Pengamat Tangga Milikmu

Setiap orang memiliki “tangga” masing-masing—dengan bias, pengalaman, dan keyakinan unik. Dengan menyadari proses internal ini, kita bisa membangun komunikasi yang lebih sehat, mencegah konflik yang tidak perlu, dan memperkuat hubungan sosial.

Mulailah dengan mengamati reaksi otomatismu hari ini. Jangan biarkan asumsi mengendalikan hidupmu. Kendalikan tanggamu—dan bantu orang lain mengenali milik mereka.

Leave a Reply