DinoEdukasi

Siapa sih yang tidak suka pizza? Tapi jika tak hati-hati, makan pizza bisa jadi berantakan—saus tomat dan keju bisa berceceran ke mana-mana. Salah satu trik yang banyak digunakan adalah melipat bagian pinggir pizza. Namun, tahukah Anda bahwa trik ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga punya dasar ilmiah yang kuat?

Mari kita bongkar fenomena ini menggunakan matematika dan fisika.

---

Pizza dan Isometri: Apa Hubungannya?

Dalam matematika, ada konsep yang disebut isometri—yaitu ketika sebuah bentuk bisa diubah ke bentuk lain tanpa diregangkan atau diremukkan. Misalnya, selembar karet bisa dibentuk menjadi silinder tanpa harus diregangkan. Tapi, cobalah membentuknya menjadi bola—tidak bisa, kecuali karet itu direnggangkan. Hal yang sama berlaku pada bentuk seperti keripik kentang: bentuk ini tidak isometrik dengan bidang datar.

---

Fakta Fisika: Lembaran Tipis Mudah Ditekuk, Tapi Sulit Diregangkan

Lembaran seperti adonan pizza tergolong benda tipis. Dalam fisika, lembaran tipis mudah dibengkokkan, tapi sulit diregangkan. Jadi, membentuk pizza menjadi seperti taco (dengan melipat bagian pinggir) relatif mudah dan tidak butuh banyak energi. Tapi jika ujung pizza ingin terkulai layaknya keripik kentang, ia harus meregang, dan ini justru membutuhkan gaya yang besar.

---

Trik Lipatan Pizza: Cara Cerdas Mengalahkan Gravitasi

Saat Anda melipat bagian pinggir pizza, Anda sebenarnya memaksa adonan untuk masuk ke bentuk yang sulit ditarik ke bawah oleh gaya gravitasi. Akibatnya, ujung pizza tetap tegak—dan topping tidak tumpah. Bentuk ini menahan lipatan secara struktural karena perubahan bentuk ke arah “taco yang terkulai” akan menuntut pizza meregang, yang jelas sulit dilakukan.

---

Garis Besar:

• Pizza yang dilipat memiliki bentuk isometrik dari bentuk datarnya.
• Untuk menekuk ujung pizza ke bawah, diperlukan peregangan, yang sulit terjadi.
• Maka, lipatan di bagian crust membuat ujung pizza tetap tegak karena gravitasi tidak cukup kuat untuk mengatasi resistensi peregangan.