Para anggota dewan juri yang terhormat,
Bayangkan dunia tanpa dua kata yang tampaknya sederhana namun sangat menyesatkan: “good” dan “bad.” Kedua kata ini telah menjadi racun dalam bahasa sehari-hari kita, memiskinkan imajinasi, mereduksi kejujuran, dan menggantikan deskripsi nyata dengan kemalasan linguistik.
Kata-kata tersebut seolah menjadi alat cepat untuk menghindari ketidaknyamanan, menghindari pengungkapan emosi yang sebenarnya. Saat seseorang berkata rambut Anda terlihat “bagus”, apakah itu jujur? Atau sekadar upaya cepat agar terhindar dari keharusan berkata jujur bahwa rambut Anda tampak seperti tumpukan kusut tak beraturan atau sebaliknya, mahakarya berkilau yang membingkai wajah dengan magis?
Ketika Anda berkata pada dokter bahwa Anda merasa “bad”, apa artinya itu? Apakah itu demam ringan atau tanda-tanda penyakit serius? Hanya dengan deskripsi yang jujur—seperti merasa seolah sekelompok wombat mengamuk di dalam dada—seorang dokter bisa benar-benar membantu. “Good” dan “bad” tak lagi cukup untuk mewakili perasaan, keadaan, atau pengalaman hidup kita.
Bayangkan jika kita mengganti semua “good” dan “bad” dengan kata-kata seperti menakjubkan, menyedihkan, menggetarkan, menggelikan hati, atau bahkan metafora seperti tertawa bayi yang melambung atau suara ogre menuju medan perang. Kita tidak hanya berbicara, kita melukis dengan kata-kata.
Penggunaan kata “good” dan “bad” membuat bahasa kita tumpul. Ia menghapus warna, tekstur, dan rasa dari komunikasi. Jika kita ingin mengembalikan ketulusan dan kekuatan dalam berbahasa, kita harus membuang dua kata ini dari kosa kata harian kita. Ini bukan sekadar semantik; ini tentang menyelamatkan kualitas komunikasi manusia.
Jadi, kepada Anda yang membaca ini—jangan katakan makanan itu “enak”. Katakan ia lembut seperti bantal gula yang meledak di lidah. Jangan bilang cuaca “buruk”. Katakan ia kelam dan menggantung seperti takdir tak terhindarkan. Biarkan bahasa Anda hidup, bernapas, dan menggambarkan dunia dengan tepat.
Jika Anda benar-benar ingin memuji seseorang, jangan katakan “kamu orang yang baik.” Katakan bahwa mereka adalah jiwa tangguh yang tak goyah dalam menghadapi kekacauan dunia modern. Karena dalam kata-kata yang tepat, terdapat kebenaran, dan dari sanalah komunikasi sejati dimulai.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.