Dialog bukan sekadar percakapan antar tokoh—ia adalah bahan bakar yang menggerakkan cerita dan memberi warna emosional. Dalam drama klasik seperti Romeo and Juliet, dialog menyampaikan perasaan, konflik, dan tujuan karakter dengan kuat. Tapi bagaimana cara menulis dialog yang efektif?
Menulis dialog yang hidup tidak selalu melibatkan keterampilan sosial seperti bersikap sopan atau menyelesaikan konflik. Sebaliknya, penulis justru membutuhkan tiga keterampilan “anti-sosial” berikut ini:
1. Eavesdropping alias Menguping
Saat berada di tempat umum, seperti di bus, cobalah dengarkan percakapan orang lain. Kalimat sederhana seperti, “Aku tidak melakukannya!” dan balasan “Aku melihatmu!” bisa jadi inspirasi. Bayangkan siapa yang mengatakan itu—dua remaja yang bertengkar, pasangan yang rumit, atau vampir dan zombie dalam kisah fantasi.
2. Menghidupkan Karakter Imajinatif
Setelah memilih karakter, berpura-puralah mereka adalah nyata. Apa yang mereka sukai? Musik apa yang mereka dengarkan? Bagaimana mereka berbicara tergantung pada latar belakang, usia, atau daerah asal mereka. Latih imajinasi Anda untuk memahami gaya bicara mereka dalam konteks berbeda.
3. Muttering atau Bergumam Sendiri
Mengucapkan kalimat tokoh secara verbal membantu mengecek apakah dialog terdengar alami. Orang jarang berbicara dalam kalimat panjang atau formal, jadi gunakan bahasa yang sederhana dan kontraksi (seperti “don’t” alih-alih “do not”). Dengarkan apakah kata-kata terdengar seperti benar-benar diucapkan oleh seseorang yang nyata.
Bonus: Biarkan Dialog “Bekerja”
Daripada menambahkan keterangan yang tidak perlu, biarkan kata-kata tokoh mencerminkan suasana. Kalimat “Uangmu atau nyawamu,” katanya mengancam bisa cukup hanya dengan dialog tanpa perlu penjelasan tambahan. Tapi jika ingin efek dramatis, adverb bisa digunakan secara strategis, misalnya: “Uangmu atau nyawamu,” katanya penuh cinta.
Menulis dialog yang kuat membutuhkan pendengaran yang tajam, imajinasi liar, dan sedikit kebiasaan aneh seperti berbicara sendiri. Tapi semua itu membantu menciptakan suara-suara yang terasa hidup dalam cerita fiksi.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.