Apakah kamu pernah bertanya: apa saja yang benar-benar tak terlihat dalam hidup kita? John Lloyd membuka pembicaraannya dengan satu gagasan penting—segala sesuatu yang benar-benar berarti sering kali tidak terlihat. Kita bisa melihat materi, tapi kita tak bisa melihat apa yang terjadi di dalamnya. Kita bisa menyentuh orang lain, tapi tak pernah tahu pasti apa yang mereka pikirkan.
Contohnya? Gravitasi. Kita tak bisa melihatnya, dan bahkan para ilmuwan masih belum benar-benar memahami apa itu. Sir Isaac Newton sendiri dulu percaya bahwa Yesus datang ke Bumi untuk mengendalikan gravitasi. Apakah itu benar? Entahlah, tapi itu menunjukkan betapa misteriusnya hal ini.
Kesadaran juga termasuk dalam daftar yang tak bisa dilihat. Kita bisa melihat wajah seseorang, tapi tidak isi pikirannya. Bahkan kecerdasan buatan pun belum mampu meniru kesadaran—dan bahkan belum menciptakan “kebodohan buatan” sebagai pembandingnya, kata Lloyd dengan jenaka.
Lalu ada hukum-hukum fisika. Mereka tak tampak, tapi selalu ada di mana-mana: abadi, tak terlihat, dan kuat. Saking universalnya, kita bisa menyamakannya dengan sesuatu yang sangat… ilahi. Namun Lloyd menyebut dirinya bukan materialis, melainkan ignostik—ia menolak membahas eksistensi Tuhan sampai seseorang benar-benar mendefinisikannya dengan jelas.
Tubuh yang Terus Berganti, Tapi Diri Tetap Sama
Tubuh manusia juga menyimpan keanehan tak terlihat. Setiap tujuh tahun, seluruh sel tubuhmu akan diganti. Jadi siapa kamu sebenarnya, kalau bukan susunan sel? Apa grid tak terlihat yang menyusun “kamu” hari ini?
Atom, gas, bahkan cahaya—semuanya tak bisa dilihat secara langsung. Cahaya, misalnya, hanya tampak ketika mengenai sesuatu, bukan ketika melintas di ruang hampa. Listrik? Jangan percaya siapa pun yang mengaku benar-benar paham tentang listrik, canda Lloyd. Elektron mengalir bukan secepat kilat, melainkan sepelan madu yang mengalir.
Galaksi, Waktu, dan Ketidaktahuan
Ada sekitar 100 miliar galaksi di alam semesta. Tapi dengan mata telanjang, kita hanya bisa melihat… lima. Begitu banyak yang tersembunyi dari pandangan. Bahkan waktu sendiri dipertanyakan eksistensinya dalam fisika modern—karena ia terlalu merepotkan secara matematis.
Satu pertanyaan mendalam muncul dari putra Lloyd: “Ayah, kenapa aku tidak bisa ingat saat aku berumur dua tahun, padahal kamu bisa?” Memori kita punya batas, dan batas itu menciptakan ruang kosong tempat psikologi berkembang.
Akhirnya, yang paling besar dari semua yang tak terlihat adalah ketidaktahuan kita sendiri. Edison pernah berkata: “Kita tidak tahu satu persen dari satu sejuta tentang apa pun.” Maka pertanyaan terpenting dalam hidup mungkin hanyalah dua:
- Mengapa kita ada di sini?
- Dan apa yang harus kita lakukan selama kita di sini?
Untuk menjawabnya, Lloyd menyitir dua pemikir besar. Wittgenstein berkata, “Aku tidak tahu mengapa kita ada di sini, tapi aku cukup yakin bukan untuk bersenang-senang.” Sementara W.H. Auden dengan humor berkata, “Kita ada di Bumi untuk membantu orang lain. Tapi aku tidak tahu untuk apa orang lain ada di sini.”
Melihat yang Tak Terlihat
Dunia ini bukan hanya terdiri dari hal-hal yang bisa kita lihat, sentuh, atau ukur. Justru sering kali, hal-hal terpenting dalam hidup adalah yang tak kasatmata: cinta, keingintahuan, kesadaran, gravitasi, waktu, dan misteri eksistensi kita sendiri.
Melihat yang tak terlihat bukan sekadar kemampuan fisik—itu adalah latihan berpikir, merasakan, dan bertanya.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.