aspirin ibuprofein saraf

Bagaimana Tubuh Merasakan Nyeri dan Cara Kerja Obat Pereda Nyeri Seperti Aspirin dan Ibuprofen

Written by:

Pernahkah Anda merasa tidak nyaman karena pasir masuk ke mata saat berada di pantai? Rasa sakit yang timbul dari kejadian kecil seperti itu sebenarnya adalah bentuk perlindungan tubuh. Rasa sakit merupakan sinyal penting yang memberi tahu kita bahwa sesuatu tidak beres. Tanpa kemampuan untuk merasakan sakit, seseorang bisa saja mengalami cedera serius tanpa menyadarinya.

Di dalam tubuh manusia, terdapat sel saraf khusus yang disebut dengan nociceptor. Sel-sel ini tersebar di berbagai bagian tubuh seperti kulit, otot, sendi, dan organ dalam. Nociceptor hanya aktif saat mendeteksi adanya potensi kerusakan. Ketika kita menyentuh jarum dengan lembut, kita hanya merasakan tekanan melalui saraf biasa. Namun, jika tekanan meningkat melewati ambang batas tertentu, nociceptor akan mengirim sinyal ke otak untuk memperingatkan adanya potensi bahaya.

Ketika jaringan tubuh terluka, sel-sel yang rusak akan menghasilkan senyawa kimia yang dapat menurunkan ambang batas nociceptor, sehingga sentuhan ringan pun bisa terasa menyakitkan. Inilah sebabnya mengapa peradangan atau luka terasa sangat nyeri. Di sinilah peran obat pereda nyeri seperti aspirin dan ibuprofen. Kedua obat ini bekerja dengan menghambat enzim COX-1 dan COX-2 yang berperan dalam memproduksi prostaglandin—senyawa yang memperparah rasa sakit dan peradangan.

Meskipun cara kerja aspirin dan ibuprofen sedikit berbeda, keduanya bertujuan sama: mencegah enzim melakukan tugasnya dalam menciptakan rasa nyeri. Aspirin menonaktifkan enzim secara permanen, sedangkan ibuprofen hanya menghambat sementara. Namun, kedua obat ini tidak secara spesifik mencari lokasi nyeri; mereka bekerja di seluruh tubuh setelah masuk ke dalam aliran darah.

Rasa sakit ternyata jauh lebih kompleks. Ada jenis nyeri lain seperti nyeri neuropatik, yang berasal dari kerusakan saraf dan bisa terjadi tanpa rangsangan dari luar. Faktor psikologis seperti perhatian dan suasana hati juga dapat memengaruhi tingkat rasa sakit yang kita rasakan. Oleh karena itu, penelitian mengenai rasa sakit terus dikembangkan agar kita bisa menemukan cara-cara baru dan lebih baik untuk mengelolanya.

Leave a Reply