Pernahkah kamu merasa gugup bertemu gebetan dan tiba-tiba muncul jerawat besar di wajah? Itu bukan kebetulan. Stres yang dialami seseorang bisa memicu reaksi biologis yang berujung pada… ya, jerawat yang muncul di saat paling tidak tepat.
Bayangkan situasinya: Justin, seorang remaja, tergesa-gesa ke sekolah, belum siap menghadapi kuis mendadak, dan tanpa sengaja bertemu orang yang disukainya. Puncaknya? Sebuah jerawat besar muncul di wajahnya, memperparah rasa gugup dan malu. Tapi bagaimana stres bisa membuat hal ini terjadi?
Respons Stres: Dari Otak ke Kulit
Segalanya dimulai di otak, tepatnya di hipotalamus. Saat tubuh mendeteksi potensi bahaya (termasuk kuis dadakan atau interaksi sosial yang menegangkan), hipotalamus melepaskan hormon pemicu stres, yang memerintahkan kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon lain yang kemudian memicu kelenjar adrenal menghasilkan kortisol, hormon stres utama.
Kortisol sangat berguna ketika kita harus melarikan diri dari bahaya, seperti pada masa manusia purba menghadapi hewan buas. Tapi dalam konteks modern, seperti saat duduk di kelas atau macet di jalan, kita tidak benar-benar “melawan atau kabur”, sehingga hormon ini menumpuk dan berdampak negatif pada tubuh.
Kortisol dan Jerawat
Salah satu dampak kortisol adalah peningkatan produksi sebum, minyak alami kulit yang dihasilkan oleh kelenjar sebaceous. Jika diproduksi secara berlebihan, sebum dapat menyumbat pori-pori, menjebak bakteri penyebab jerawat di dalamnya. Hasilnya? Peradangan dan pembentukan jerawat yang menyakitkan.
Selain itu, stres juga menurunkan sistem imun tubuh, membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Ditambah lagi, saat tubuh stres, sistem saraf melepaskan neuropeptida inflamasi, yang memperparah kondisi kulit.
Dan jika kamu seorang remaja laki-laki seperti Justin, ada satu faktor tambahan: testosteron. Hormon ini, yang lebih dominan pada laki-laki, turut mendorong produksi minyak berlebih, memperbesar kemungkinan munculnya jerawat saat stres melanda.
Bisakah Dihindari?
Stres adalah bagian dari kehidupan, terutama bagi remaja. Tapi cara kita menghadapinya bisa membuat perbedaan besar. Menjaga ketenangan, tidur cukup, berolahraga, dan percaya diri adalah langkah-langkah sederhana yang bisa membantu mengurangi reaksi hormon terhadap stres.
Lagipula, jika Justin lebih percaya diri saat mendekati gebetannya, mungkin dia tidak akan terlalu stres. Dan siapa tahu, mungkin si dia bahkan tidak akan peduli pada jerawat kecil itu.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.