DinoEdukasi

Pernah dengar tentang logam yang bisa mengingat bentuknya sendiri? Benda ini bukan dari film fiksi ilmiah, tapi nyata—dan disebut Shape Memory Alloy (SMA). Bahan ini digunakan dalam berbagai hal, dari robot dan misi ke Mars hingga kawat gigi dan bra.

Sesuai namanya, shape memory alloys adalah logam yang bisa berubah bentuk dan kemudian kembali ke bentuk semula saat dipanaskan. Cara kerjanya berkaitan dengan struktur atomik yang saling tersusun seperti tempat duduk di pesawat atau bioskop—dan bisa berpindah pengaturan melalui yang disebut perubahan fase (phase change).

Mari kita bahas dari dasar. Atom adalah partikel super kecil yang menyusun segala benda. Walau tak bisa dilihat langsung, atom memiliki kemampuan luar biasa: mereka bisa berpindah pengaturan seperti manusia berpindah tempat duduk.

Nah, pada SMA seperti kawat nikel-titanium, saat dingin, atom-atomnya tersusun miring (fase martensit, seperti duduk diagonal di bioskop). Namun saat dipanaskan, atom-atom itu bergerak seperti barisan kursi pesawat—tersusun rapi dalam kolom (fase austenit). Perubahan ini membuat logam berubah bentuk secara fisik, misalnya dari melengkung menjadi lurus.

Contohnya mudah: kamu bisa melilitkan kawat SMA ke jari, lalu memanaskannya—dan kawat itu akan kembali lurus. Ajaib? Lebih tepatnya: ilmiah.

Teknologi ini bukan sekadar atraksi. Di Mars, SMA digunakan untuk menggerakkan panel pada rover agar bisa mengamati lingkungan. Dengan panas listrik, logam SMA bisa mendorong atau menarik komponen, lalu kembali ke posisi semula saat pendinginan karena bantuan pegas.

Di Bumi, SMA membantu membuka arteri yang tersumbat lewat stent, digunakan dalam kawat gigi, menggerakkan robot mini dan mainan, bahkan menjadi bagian dalam bra pintar yang kembali ke bentuk aslinya setelah dicuci.

Perubahan kecil di tingkat atom bisa membawa perubahan besar di dunia nyata. Memahami bagaimana atom bekerja membuka jalan untuk menciptakan material cerdas yang mempermudah hidup—bahkan hingga ke luar angkasa.